Menjadi seorang "Mama"
Setiap wanita pasti akan menjadi mama nantinya. Eits, belum tentu ya dengan pernyataan tadi. Kita tidak tahu pilihan setiap wanita tentang jalan hidupnya. Kita tidak boleh menggeneralisir semuanya. Menjadi mama memanglah suatu pilihan. Dan itu terjadi juga pada saya. Menjadi mama bukan sekadar berubah status melainkan perubahan hidup yang harus dijalani dengan waras dan sehat.
Beberapa hal yang saya rasakan setelah menjadi seorang mama. Semuanya berubah dan saya sedikit kaget tentang perubahan itu. Misalnya mandi yang dulu bisa lama bahkan satu jam buat luluran dan lainnya, sekarang mandi harus cepat karena kepikiran meninggalkan anak. Ditengah makan, anak pup, sehingga tidak boleh jijik sekalipun. Waktu santai berkurang, dulu nonton drakor dan baca buku. Sekarang alhamdulillah jadi rajin nulis di blog. Karena itu satu-satunya yang membuat saya senang dan menjadi alternatif buat senang. Kalau begadang, sudah terbiasa ya sewaktu bujang. Jadi tidak kaget. Hehehe
Dari pas hamil, sudah kepikiran, bagaimana nanti kalau sudah lahiran. Bisa tidak ya saya merawatnya? Alhamdulillah, di usia anakku 5 bulan ini dia sangat pengertian. Pengertian bangeeet. Saya juga sangat beruntung masih ada ibu saya yang membantu merawat. Tapi tetap saya punya andil besar merawat anak saya sendiri. Mulai dari cara memandikan, membersihkan pup, rewel pas imunisasi, memberikan asi dan lain sebagainya. Untuk pemberian asi, saya memilih direct breastfeeding (dbf) karena lebih efisien dan asi itu tak tergantikan dengan yang lainnya. Selain saya tinggal di rumah juga, efektif dan menyenangkan banget dbf buat saya.
Prioritas jadi berubah. Untuk pergi hangout atau sekadar meet up dengan teman-teman harus dipertimbangkan. Sudah tidak bisa dadakan seperti masih bujang. Kadang yang direncanakan ketemu dengan teman-teman se-geng pun berubah mendadak tidak jadi karena si kecil. Tiap ada waktu luang pun, saya memilih tidur atau menulis draf blog saya. Benar-benar menulis di blog menjadi hiburan buat saya.
Menjadi seorang mama bukanlah persaingan, jadi bukan tentang siapa yang lebih lihai atau jago dengan yang lainnya. Sesekali boleh sharing mengenai dunia anak. Sharing dengan teman yang berpengalaman juga menjadikan saya mama yang waras. Tidak perlu gengsi untuk bertanya ya moms. Untuk mama di luar sana juga jangan merasa paling tahu atau pintar daripada siapa pun. Terkadang curhat ke suami juga belum ada solusi, jadi bolehlah curhat ke teman tentang keluhan yang kalau ditanyakan ke dokter terlalu remeh itu. Intinya jangan gengsi untuk bertanya yaa. Kalian para mama tidak sendiri. Remember this moms!
Awal menjadi mama juga tidak terlepas dari mitos dan pendapat orang lain. Jangan mudah bersedih jika mendengar pendapat orang yang belum mengenal anak kita ya moms. Misalnya : anak kamu kurus banget, ga dikasi asi ya? Sufor ya? Makanyaa. Pernyataan tadi cuma sebagai contoh saja. Mitos juga sering terdengar seperti waktu kecil tidak digertak ya? Makanya kagetan anaknya. Pendapat orang yang baik perlu kita pakai, dan yang menjelekan perlu kita beri sikap bodo amat aja. Intinya tidak semuanya harus kita dengarkan dan ikuti.
Nah, seperti itulah kira-kira beberapa hal yang akan terjadi pada seorang mama baru seperti saya juga ini. Intinya seberat apapun tantangan sebagai seorang mama, jangan lupa untuk selalu membahagiakan diri agar tetap waras dan sehat. Sebab wanita adalah tonggak dan panutan dalam sebuah keluarga. Jadi, kalau kita tidak bahagia bagaimana kita bisa membahagiakan keluarga kita? Nikmati seluruh proses, jadikan pembelajaran. Ingat kembali tujuan kita menikah adalah menjaga keharmonisan sampai tua nanti. Jadi kalau sudah punya anak, kebahagiaan dengan suami jangan dinomorduakan. Bahagia dengan suami dan penyempurna yaitu anak dalam rumah tangga. To all moms, have a great journey ahead! 🤗
Komentar
Posting Komentar