Pengalaman perpanjang SIM di SIM Corner Semarang

Akhirnya ada bahan ya buat nulis di blog hehe. Kali ini mau nulis pengalaman saya mengurus perpanjangan SIM C saya di SIM Corner Simpang Lima Semarang. Jadi ceritanya SIM saya habis masa berlakunya tanggal 05 Juli 2022. Dan saya baru menyadarinya tanggal 03 Juli 2022, tepat hari minggu kan tutup. Untungnya tidak kebablasan ya. Hampir aja sih. Oiya, itu tanggal lahir saya lo 05 Juli. Kado doooong. Hehehe



Baru setahun di Semarang dan belum ada pengalaman perpanjang SIM di Semarang, membuat saya berharap semoga cepat prosesnya. Saya sambil gendong anak juga. Dan suami lagi kerja, saya ditemani adik dari suami saya. Dia punya pengalaman ngurus perpanjang SIM untungnya. Jadi saya agak lega. Eh ternyata beda prosesnya dengan yang dulu.

Awal mula saya berangkat pukul 14.30 WIB dari rumah. Ya jaga-jaga ya agak jauh soalnya tempatnya dari rumah. Nyampe sana jam 14.05 WIB. Buka kantornya jam 14.00 WIB. Ternyata sudah banyaaak banget antrian. Sesampainya disana saya langsung menuju tempat foto kopian yang letaknya di depan pintu masuk. Foto kopi 2 ktp dan 2 SIM. Bayarnya Rp. 2000. Setelah itu saya masuk yang melewati kerumunan orang dan menuju ke loket 1 untuk menunggu antrian. Yang dikumpulkan foto kopian tadi dan SIM asli. Lalu menunggu dipanggil dan diberi lembaran yang harus diisi berisi biodata pribadi dan ada tempelan SIM lama dan fotokopiannya. Oiya, jangan lupa bawa bolpoin sendiri ya. Biar cepet nulisnya. Untungnya saya dipinjami oleh salah satu peserta juga ibu paruh baya. Terimakasih ya bu. Hihi. 

Lembarannya terisi, saya masukkan lagi loket 1. Sambil menunggu disuruh download aplikasi Simpel Pol di play store (hp saya android). Jangan lupa juga ya teman-teman untuk isi paketan hp biar cepet prosesnya. Setelah download langsung dibuka dan diisi satu persatu. Mulai dari tes kesehatan, tes secara umum perlalu lintasan, dan diakhiri oleh pembayaran dengan scan barcode sebesar Rp. 60.000. Bayarnya pas dipanggil namanya ya oleh loket 2. Setelah bayar, dikasih lembaran biru digunakan untuk antri tes psikologi SIM. Tempatnya beda ya dengan gedung awal, kudu jalan melewati kumpulan kedai dan nanti ada tulisan "Tes Psikologi" di jendela gedungnya. Masuk dan mengerjakan. Kemudian dipanggil satu-satu untuk diberi lembaran lagi dan membayar Rp. 75.000. 

Lembaran dari tes psikologi tadi dibawa ke loket 3 lalu diberi nomor antrian foto. Saya nomor 115. Selanjutnya harus menunggu lagi untuk dipanggil foto sesuai urutan. Karena fotonya satu-satu jadi menunggunya sangat lama. Akhirnya jam 16.00 WIB dipanggil untuk ke ruang foto sebanyak 2 orang sekaligus. Jadinya cepet ya. Jam 17.30 WIB tibalah giliran saya. Duduk difoto setengah badan sambil gendong anak dong, cetak sidik jari, kemudian menunggu cetakan kartu jadi. Kartu jadi kemudian bayar lagi sebesar Rp. 75.000. Akhirnyaaa selesai juga. Alhamdulillah.

Saran saya sebagai warga seharusnya disediakan pak satpam atau orang yang menjaga kantor di depan pintu masuk yang berfungsi sebagai pemberi info kepada orang-orang yang mau perpanjang SIM. Soalnya agak riweh bagi ibu-ibu yang anaknya masih bayi seperti saya ini kudu berdesakan nanya di dalam loket. Yak, sekian pengalaman saya mengurus perpanjang SIM yang dadakan ini. Alhamdulillah tidak ngurus dari awal lagi ya. Ngurus perpanjang gitu aja sudah riweh apalagi ngurus dari awal ya. Semoga bisa membantu ya adanya tulisan ini. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film: When Life Gives You Tangerines (2025)

Review Buku: Educated (Terdidik).

Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan?