Cerita Mama: Toilet Training.
Halo! Sepertinya cerita mama kali ini mau membahas mengenai Toilet Training anak saya. Awal toilet training itu dari tanggal 22 April 2024 dan selesai pada 11 Mei 2024. Terhitung 3 minggu ya moms. Alhamdulillah. Selalu bersyukur sama Allah SWT karena proses Toilet Training kemarin lancar. Seperti apa sih proses Toilet trainingnya? Saya mau cerita dikit ya. Mohon untuk dibaca selanjutnya ya~
Saya cerita di blog ini murni kepengen sharing aja yaa. Soalnya saya sebagai mama juga masih belajar juga sebagai mama yang bahagia dan membersamai proses anak. Awalnya kenapa saya yakin melakukan toilet training ini? Karena anak saya sudah bisa melepas celana sendiri. Jadwal pup dan pipisnya teratur. Juga ada keinginan untuk sekolah. Karena kepengen sekolah ini, anak saya harus lulus toilet training dulu biar bisa mandiri tentunya. Alasan lainnya anak saya juga senang dapat reward kecil seperti dapat stiker bintang itu lo mom, doi senang banget. Hehehe.
Pertama yang harus dilakukan untuk toilet training ini adalah kesiapan papa dan mama sebagai orang tua, apakah sudah siap dengan segala drama toilet training yang melelahkan, memang melelahkan sih ya. Hahhaa tapi terbayar karena anak lulus toilet training nantinya. Kedua, apakah anak sudah siap? Kesiapan pada anak bisa dilihat dari intensitas pup dan pipisnya. Bisa komunikasi dua arah dan jelas. Bisa lepas celana sendiri. Ketiga, sounding anak dengan teratur dan konsisten. Saya sounding anak saya dari usianya 2 tahun, terhitung 3 bulan saya sounding anak saya mengenai toilet training ini. Saya juga membacakan buku tentang toilet training sejak usianya 10 bulan. Jadi, doi mengenal konsep toilet training itu seperti apa. Terbilang soundingnya lama sih yaa karena baca buku itu tadi. Keempat, harus sadar konsekuensinya, anak saya ini baru bisa membedakan pup dan pipis ini setelah 5 hari toilet training. Kalau soal ngompol, ada seminggu doi baru tidak ngompol di celana. Kita kudu sabar terhadap konsekuensi tadi. Kadang juga anak spontan kepengen ke toilet tapi ternyata tidak pup atau pun pipis, dan itu berulang kali. Benar-benar bikin pusing kala itu. Hehehe. Kelima, langsung pakai celana dalam kain atau bisa juga training pants selama proses toilet training. Kemarin saya beli training pants merk Cuddle Me warna grey, maroon dan black. 3 itu saja sudah cukup sih menurutku. Siap-siap celana dalam yang banyak juga. Keenam, bertahap toilet trainingnya. Awalnya toilet training di rumah dulu. Setelah bisa membedakan rasanya kepengen pup dan pipis baru ajak anak keluar rumah (saat bepergian) tanpa pempers. Anak saya butuh 5 kali keluar rumah tanpa pampers. Awalnya sih doi tidak mau pipis atau pup fi toilet umum, lama-kelamaan dia mau sendiri. Semua memang tentang waktu. Hehehe. Eh tidak tahunya doi sudah lulus toilet training. Sangat-sangat lega dan bersyukur sekaligus haru. Ketujuh, berikan anak materi mengenai toilet training seperti gambar-gambar barang apa saja yang ada di toilet, reward berupa stiker bintang bisa pup dan pipis di toilet tanpa ngompol, reward berupa stiker bintang karena dia bisa tidur tanpa ngompol. Hal seperti tadi membuat anak menjadi termotivasi menjalani toilet training. Saya sudah membuktikannya.
Nah, seperti tadi yaa pengalaman saya mengenai toilet training anak saya. Semoga bisa menjadi referensi atau tambahan tips dan trik untuk toilet training anak. Semoga bisa membantu, moms~ 🤗✨
Komentar
Posting Komentar