Working Mom atau Ibu Rumah Tangga?

Pikiran mengenai menjadi mama yang kerja atau berada full di rumah saja mungkin banyak bergaung di dalam pikiran dan hati para mama. Sebab saya juga merasakannya setelah menjadi mama. Perasaan galau dan gelisah mengenai menjadi mama yang bekerja atau full menjadi ibu rumah tangga akhir-akhir bergelimang di pikiran saya. Akhirnya, setelah berpikir panjang, saya memutuskan untuk menjadi full time mama di rumah alias ibu rumah tangga. Apakah kepikiran untuk kerja? Tentu saja. Tapi setelah saya pertimbangkan, saya tidak mau kehilangan moment bareng anak yang katanya usia 2 tahun (toddler) itu usia emasnya sampai usia anak pas sekolah SMP. 

Kepikiran nanti juga kerja waktu anak saya sudah besar (ya kira-kira usia anak SMP itu tadi), tapi ada perasaan saya apa bisa ya bekerja lagi? Karena faktor usia (kebanyakan usia menjadi syarat di kriteria pekerja), harusnya usia itu tidak menjadi masalah sih, apa memang esensinya? Apa karena penampilan? Kedua, faktor rendah diri. Saya terakhir bekerja itu tahun 2020, terhitung 4 tahun tidak kerja, ada perasaan apa bisa ya saya kerja lagi. Ketiga, bagaimana kalau kerja sambil di rumah? Artinya punya usaha sendiri yang bisa jadi pemasukan. Kepikiran yang terakhir ini sih aslinya. Cuma belum kepikiran usaha apa yang cocok untuk saya ini. Banyak banget pertimbangan setelah menjadi mama. Dan ini tidak saya rasakan sendiri, mama yang lain mungkin juga sama. 

Flashback lagi, kalau sekarang-sekarang ini ingin fokus ke anak dulu. Ngomong-ngomong juga kepengen bisa juga kuliah S2 lagi. Semoga satu persatu yang saya inginkan bisa terwujud. Namanya punya keinginan banyak sih gapapa yaa, tidak ada yang melarang kalau punya keinginan banyak. Malah kalau kita punya keinginan banyak, jadi lebih semangat dalam hidup. Pengen punya usaha, pengen kerja dari rumah, pengen lanjut kuliah S2, pengen jadi ibu rumah tangga, pengen jadi working mom, semua pilihan para mama beda-beda, yang penting memberikan semangat hidup dan memberi warna dalam hidup. Makin lebih semangat. 

Banyak juga yang berkomentar, sudah kuliah tinggi-tinggi, ujungnya jadi ibu rumah tangga? Ya tidak masalah sih dengan pilihan itu. Dengan menjadi mama yang berpendidikan tinggi, membuat kita mama yang memiliki value dan terhindar dari hoax juga suka belajar parenting tentang banyak hal. Menjadi ibu rumah tangga itu juga tittle yang bukan rendahan ya, namun banyak yang menganggap itu rendah padahal menjadi mama butuh ilmu yang banyak.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film: When Life Gives You Tangerines (2025)

Review Buku: Educated (Terdidik).

Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan?