Review Film: Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga (Spoiler)

Halo! Akhirnya ada waktu buat review film Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga. Film ini karya Gina S. Noer sebagai sutradara sekaligus penulis naskah. Gina S. Noer ini sutradara dari Film Dua Garis Biru (2019). Baiklah, berikut review dari film ini, keep reading ya!

Film Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga ini film dengan banyak konflik dalam keluarga. Banyak banget yang relate dengan kehidupan sehari-hari. Seperti hubungan antara anak dan orang tua, anak memiliki tanggungjawab dalam kehidupan masa tua orang tua. Terutama anak terakhir (Dalam film ini Raja sebagai anak terakhir) selalu memiliki beban dalam memelihara orang tua (Dewa: orang tua tunggal). Sedangkan kakak-kakaknya (Ratu dan Suri) selalu blaming anak terakhir terhadap keadaan orang tua. Dewa sebagai orang tua juga memiliki demensia dan merasa tidak mau membebani anak-anaknya. Sedangkan anak-anaknya dalam finansial juga masih bergantung dengan Dewa. Konflik yang lainnya juga terjadi pada Asia yang bertanggungjawab terhadap ibu nya sebagai single parent. Memiliki banyak hutang tanpa sepengetahuan ibunya. Relate banget dengan kehidupan sehari-hari sekali bukan?

Film ini juga melambangkan antara tarian dan dance modern dengan suasana hati. Saya sangat suka sekali melihat Putri Marino (Asia) dalam menari tradisional dan dance modern. Sangat ahli. Pada saat ending film juga memiliki arti dalam dinamika tariannya. Senang dan bahagia.

Akting dari semua aktornya juga dapat diacungi jempol. Sangat menjiwai sekali. Adegan yang paling mengena saat Dewa (Ayah Raja) memutuskan untuk pergi ke panti jompo bersama Linda (Ibu Asia) daripada merasa membebani anak-anaknya. Kemudian scene lainnya saat Asia menari dengan latar belakang musiknya Reza Artamevia judul Pertama. Saya jadi suka dengan lagu tersebut. Pelajaran yang bisa saya ambil adalah sebagai anak memang memilki tanggungjawab dalam mengurus orang tua. Karena berlandaskan cinta dan kasih sayang. 

Segini dulu review tentang film Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga. Kalian yang sudah nonton bagaimana menurut kalian? Bagi yang belum menonton segera nonton ya~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film: When Life Gives You Tangerines (2025)

Gambar
Hai hai, bagaimana harinya? Semoga bahagia ya hari ini. Sama seperti saya yang bahagia mau mengulas drama When Life Gives You Tangerines, baru mengulas saja sudah bahagia, drama ini menjadi drama yang melekat di hati saya selain Reply 1988. Yuk coba saya ulas secara singkat yaa. Baca terus ya~ .                      Sumber: google.com Drama When Life Gives You Tangerines, drama netflix dengan latar tahun 1950-an, alur ceritanya maju dan mundur namun sama sekali tidak membuat bingung, runtut secara apik malahan. Penulis Lim Sang-Choon membuat drama ini secara apik, saya sebagai penonton sebagai anak pertama dan sudah punya anak, jadinya merenung karena drama ini.  Drama When Life Gives You Tangerines ini berlatar di pulau Jeju tahun 1950-an, ketika korea selatan krisis ekonomi, dan belum dikenal dunia. Hal yang relate walaupun bukan perempuan korea selatan adalah para perempuan tumbuh di lingkungan yang patriarki. Wa...
Baca selengkapnya

Review Buku: Educated (Terdidik).

Gambar
Membaca buku Educated (Terdidik) ini tidak sengaja, karena rekomendasi dari instagram dan membaca sinopsisnya jadinya tertarik dan beli deh akhirnya. Buku ini benar-benar mengubah cara pandang saya juga untuk terus mencari ilmu entah darimana saja. Mempunyai keingintahuan yang besar dan percaya pada diri sendiri. Berikut ulasan saya mengenai buku Terdidik (Educated) karya Tara Westover ini~ Tara Westover lahir sebagai anak bungsu dari 7 bersaudara. Sejak kecil sudah didoktrin oleh ayahnya sendiri, bahwa tidak percaya pada pemerintah, pada dokter dan lain sebagainya. Tara Westover juga di bully oleh kakak kandungnya sendiri tapi tidak ada tindakan apa-apa dari keluarga, malahan dia dikucilkan dan merasa tidak berdaya, yang kemudian salah satu kakaknya pergi sekolah di perguruan tinggi, dia mengikutinya, sejak saat itu dia mempunyai dunianya sendiri. Dunia yang menjadikannya sekarang ini.  Tara Westover, memiliki keluarga yang tidak mendukungnya untuk memiliki akses pendi...
Baca selengkapnya

Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan?

Gambar
Selamat malam, kali ini mau bahas bidang farmasi yaa, tentang antibiotik. Banyak pertanyaan, kenapa ya antibiotik itu minumnya harus dihabiskan? Padahal obat lainnya tidak begitu. Kira-kira kenapa ya? Baik, saya akan mencoba menjelaskan yaa di postingan kali ini. Yuk simak terus ya~ .                        Sumber: google.com Jadi, antibiotik itu adalah obat yang fungsinya untuk membunuh bakteri. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik kalau ada kendala infeksi akibat bakteri. Nah, antibiotik itu macamnya banyak sekali. Macamnya antibiotik ditentukan oleh perkiraan bakteri apa yang kemungkinan menjadi penyebabnya. Biasanya peresepan antibiotik itu ada durasi waktunya antara 5-7 hari. Bahkan ada yang sampai 14 hari. Tergantung kondisi pasiennya. Biasanya juga saat menebus obat di apotek atau diresepkan dokter disuruh menghabiskan resep antibiotiknya. Kenapa ya kira-kira? Saat kita minum obat antibiotik maka obat i...
Baca selengkapnya