Review Film: Street Food Asia (2019) Part 1

Awal tahu film dokumenter Street food: Asia ini iseng nyari di Netflix, dan tertarik menontonnya. Sudah bisa dilihat dari judulnya kalau film ini membahas seputar makanan kaki lima atau jalanan. Karena saya suka makan, memutuskan melihatnya mungkin bisa tambah ilmu mengenai makanan jalanan di berbagai negara Asia.



 Film dokumenter ini memiliki season 1 terdiri dari 9 episode. Setiap episode beda negara untuk dibahas. Episode pertama di Bangkok, Thailand. Episode kedua di Osaka, Jepang. Episode tiga di Delhi, India. Episode empat di Yogyakarta, Indonesia. Episode lima di Chiayi, Taiwan. Episode enam di Seoul, Korea Selatan. Episode tujuh di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Episode ke delapan di Singapura. Dan episode sembilan di Cebu, Filipina. 

Episode pertama di Bangkok, Thailand. Mengulas mengenai Chef Jai Fay, sosok dibalik makanan kaki lima yang laris dan terkenal di Thailand. Menjelaskan pula perjalanan hingga memiliki restoran sendiri. Menu yang disajikan merupakan menu rumahan tapi unik. Seperti Tom Yam kering, Telur dadar kepiting dan lain sebagainya. 

Episode kedua di Osaka, Jepang. Bintang utama di video kali ini adalah Toyo yang bercerita mengenai kehidupannya sampai bisa mendirikan kedai kaki lima sendiri dengan menu Izakaya di Osaka. Toyo merupakan orang yang positif, bekerja keras, dan humoris. Dijelaskan pula Okonomiyaki dan Takoyaki terenak di Osaka. Selain itu, ada penjelasan mengenai beberapa kebiasaan di Jepang seperti menghargai orang yang lebih tua dan mengucapkan "Itadakimasu" sebelum makan. Jadi pengen ke Osaka, Jepang deh ya karena terkenal berbagai makanannya. Hehe.

Episode ketiga di Delhi, India. Orang utama yang diceritakan adalah Dalchand dengan makanan kaki lima jualannya Chaat. Chaat merupakan makanan yang terdiri dari kentang goreng, yogurt dan buah-buahan segar. Rasa asam manis gurih jadi satu. Kemudian menjelaskan makanan Nihari, Kebab, Korma, Chole Bature, Panipuri, Samosa, Aloo tikki. 

Episode keempat di Yogyakarta, Indonesia. Diceritakan kisah mbah Satinem yang menjadi tulang punggung keluarganya dengan berjualan jajanan pasar yang cara membuatnya masih tradisional seperti menggunakan tungku. Jajanan pasar yang dijual seperti cenil, ketan kedelai dan lain lain. Ada juga membahas jajanan pasar modern, mi lethek dengan masih memanfaatkan cara tradisional saat membuatnya, gudeg mbah Lindu yang sangat terkenal. 

Episode kelima yaitu di Chiayi, Taiwan. Diceritakan mengenai seluk beluk makanan Smart Fish (Sup kepala ikan) oleh Grace. Resep turun temurun, dan Grace ini generasi ketiga. Makanan lain yang diulas adalah Turkey rice (Nasi kalkun), Tofu pudding, Sup kambing. Sup kambing yang cara membuatnya butuh teknik khusus. Bahkan memakai helm khusus karena bau gas. Selengkapnya sila dilihat ya!

Untuk episode selanjutnya dilanjutkan di postingan blog lain yaaa. Selamat menonton teman-teman! 🤗


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Menyapih Anak dengan Kasih Sayang.

Review Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023).

Review Wisata : Rawa Pening Ambarawa.