ODGJ dan stigma masyarakat terhadapnya
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) merupakan orang yang memiliki masalah gangguan jiwa, kecemasan, hingga kepribadian. Seperti bipolar, depresi, autisme, gangguan stres pasca trauma, dan skizofrenia (seperti yang saya alami). ODGJ tidak hanya mempengaruhi mental penderitanya bahkan terkadang fisik pun juga---ada keinginan bunuh diri misalnya. Saat ini prevalensi ODGJ di Indonesia semakin meningkat seperti yang disebutkan Kemenkes di websitenya bahwa 20% dari 250 juta jiwa secara keseluruhan potensial mengalami masalah kesehatan jiwa. Dan mungkin akan bertambah seiring tahun berganti.
. Sumber: google.com
Bertambahnya ODGJ di Indonesia tiap tahun, namun bagaimana stigma masyarakat tentang ODGJ itu? Tidak usah jauh-jauh, di desa saya sendiri ODGJ masih dianggap tabu untuk dibahas dan diutarakan. Selain itu, ODGJ dianggap beban dan dijadikan hal yang memalukan ("orang gila") untuk sekadar diutarakan ke masyarakat bahkan masih percaya hal yang berbau mistis. Padahal, kalau ODGJ dirawat dan minum obat secara teratur pasti akan pulih dan stabil. Sepertinya harus ada yang bisa menampung ODGJ ini agar pulih dan stabil. Caregiver itu sangat perlu, tapi bagaimana yang tidak memiliki caregiver dan hidup sebatang kara? Perlu adanya suatu kelompok atau wadah yang menangani ini. Karena ODGJ masih terabaikan selama ini.
Pemberian terapi kepada pasien ODGJ, sekarang bisa menggunakan BPJS Kesehatan yang membantu. Namun, banyak juga yang mengeluh mengenai ketersediaan obat pada kota-kota kecil, jauhnya jarak penderita ke RS jadi butuh biaya transportasi yang banyak, ribetnya proses rujukan dan lain sebagainya. Dulu, saya juga kurang paham mengenai gangguan kejiwaan dan menganggap ODGJ itu terabaikan, setelah saya positif terkena Skizofrenia Paranoid---salah satu gangguan jiwa. Saya mulai mencari tahu dan penasaran mengenai hal tersebut. Bagaimana untuk masyarakat lain yang kurang peduli dengan kesehatan mental mereka? Menurut saya sosialisasi mengenai gangguan kejiwaan itu perlu diberikan ke masyarakat---tiap bulan misalnya, agar masyarakat bisa tahu dan paham, juga tidak menganggap ODGJ itu sebagai beban. Kemudian adanya komunitas pemberdayaan untuk ODGJ itu sangatlah bagus menurut saya.
Menanggapi juga beberapa hari ini ada berita mengenai perlakuan tidak senonoh pada ODGJ---diikat lalu dibakar oleh beberapa anak dibawah umur. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Anak-anak juga perlu diberi pemahaman mengenai ODGJ agar tidak melakukan hal yang tidak baik seperti di berita itu. Saya merasa kesal dan marah saat membacanya. Anak-anak tidak bisa dibiarkan berbuat kriminal seperti itu terutama pada ODGJ, perlu adanya sosialisasi ke tiap sekolahan dasar dan balik lagi ke tiap desa agar tidak terjadi lagi hal seperti itu yang dilakukan anak-anak. Terkadang orang tua mereka pun juga minim pengetahuan mengenai gangguan kejiwaan seperti itu. Juga perlu dilakukan tindakan tegas kepada anak-anak tersebut supaya jera dan tidak melakukan lagi.
Mungkin segini dulu uneg-uneg saya, mengenai kejadian akhir-akhir ini yang terlintas di timeline sosial media. Semoga ke depannya ODGJ tidak terabaikan lagi dan tidak dianggap beban oleh masyarakat---terutama anak-anak.
Komentar
Posting Komentar