Pengalaman Naik BRT Semarang Part 2

Halo halo! Mau cerita lagi pengalaman naik BRT Semarang. Cukup bayar Rp. 5000 saja sudah bisa berkeliling Semarang. Rp. 5000 itu terdiri dari 1 anak batita bayarnya Rp. 1000 dan 1 orang dewasa yaitu saya sendiri Rp. 4000. Bagaimana? Tertarik naik BRT Semarang?




Kemarin, saya mulai naik BRT dari shelter di Mijen. Dari rumah naik grab menuju shelter. Kemudian menunggu sekitar 15 menit, akhirnya BRT datang. Saya naik BRT dan dapat tempat duduk. Ada anak SMP yang menawarkan tempat duduknya ke saya. Saat itu rame banget soalnya barengan sama anak sekolah pulang sekolah. BRT nya full anak sekolaham mulai dari SD, SMP dan SMA. Saya baru kemarin itu lihat anak SD naik BRT, keren sih! Bisa pulang pergi sekolah secara mandiri naik BRT. Karena tujuan saya ke Banyumanik, jadi harus transit dulu di Balai Kota. Sekitar 40 menitan naik BRT, sampai juga di Balai Kota untuk menunggu BRT selanjutnya. Di tempat transit ada 4 pintu dan 1 pintu kedatangan. Saya baru pertama kali menuju Banyumanik naik BRT, jadi saya nanya ke beberapa orang yang menjaga tempat transit BRT di Balai Kota itu. 

Mereka bilang saya harus menunggu di Pintu 2 arah ungaran. Kurang lebih menunggu 30 menit akhirnya BRT arah ungaran datang. Tempat transit dipenuhi mayoritas anak sekolahan. Bagi pertama kali naik BRT, jangan sungkan untuk bertanya ya. Karena saya menggendong anak, ada salah satu petugas yang memberikan saya hak khusus yaitu masuk BRT lewat pintu kedatangan katanya biar dapat tempat duduk dan tidak usel-uselan. Benar! Ternyata bus langsung full keisi. Alhamdulillahnya saya dapat tempat duduk yang nyaman. Anak saya juga alhamdulillah tidak rewel sama sekali. Dulu saja sih pas awal naik BRT dia rewel, setelah terbiasa naik BRT, dia tidak rewel. Anak tidak rewel saat naik angkutan umum itu adalah suatu hal yang patut dibanggakan. Hehehe. 

Setelah 1 jam an akhirnya saya sampai shelter Banyumanik. Menuju tempat tujuan tinggal jalan kaki sekitar 200 km. Lumayan jauh sih menurutku jalannya, soalnya sambil gendong anak dan gendong barang bawaan. Kebayang tidak sih riwehnya? Hehehe tapi tidak apa-apa itu yang bikin seru dan menantang. Setelah sampai tujuan, baju saya basah semua dengan keringat. Bagiamana tidak? Dusel-duselan di bus sambil gendong anak kemudian harus jalan kaki juga. Tidak apa-apa cuma merasa kalau badan ini kecut abis. Hahahaha. Oiya, ternyata yang naik BRT selain lansia, anak sekolahan SMP dan SMA, ada juga anak SD lo. Saat bus keisi full, kasiannya mereka tidak dapat pegangan. Jadi sempat jatuh berulang kali. Tidak bisa berpegangan, apa pegangan busnya itu diturunin dikit ya biar bisa buat menopang tubuh waktu berhenti mendadak gitu. 

Lain kali mau nyoba naik BRT lagi kalau suami lagi kerja dan tidak bisa ditinggal. Sudah murah, bersih, terjangkau dan juga aman. Kalau cepat tergantung kemacetan di jalan raya ya. Saya kemarin hampir 2 jam baru sampe tempat tujuan. Jadi, kalian harus bisa mengira kira-kira harus jam berapa sampai tujuan dan berangkat naik bus jam berapa. Oke, sekian cerita saya ini. Semoga bisa membantu~ 🤗


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Menyapih Anak dengan Kasih Sayang.

Review Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023).

Review Wisata : Rawa Pening Ambarawa.