Review Film: Dream (Spoiler)

Wah. Akhirnya review film lagi nih. Kali ini mau menulis ulasan film korea selatan judulnya Dream (2023). Film ini secara garis besar bercerita mengenai pertandingan sepak bola para tunawisma dari berbagai negara, salah satunya dari korea selatan ini. Alasan saya nonton film ini karena ada IU dan Park Seo Jun. Heehehe. Seperti apasih cerita dan akting tiap pemeran? Mari kita bahas~

.                        Sumber: google.com

Film ini diawali dengan Yoon Hong Dae (Park Seo Jun) yang mengalami masalah di tim sepak bolanya. Ada juga salah satu pers yang bersikeras ingin menjatuhkan pamor Yoon Hong Dae dengan menanyakan keadaan ibunya yang menjadi buronan. Akhirnya, terjadi kejadian viral Yoon Hong Dae mencolok mata anggota pers tersebut. Video itu diedit oleh netizen sehingga viral. Kemudian Yoon Hong Dae diskors dan dari pihak manajemen menyuruh Yoon Hong Dae menjadi pelatih tim tunawisma korea selatan yang akan bertanding dalam waktu dekat. Ada juga Lee So Min (IU) yang menjadi sutradara untuk film dokumenter sepak bola tersebut. Yoon Hong Dae berusaha menyatukan tim agar bekerja sama dan berlatih keras untuk Homeless Worl Cup 2010. 

Sutrada Lee Byeong Hoen yang terkenal dengan menyutradarai film komedi berhasil membuat film ini terasa komedinya dan adegan harunya juga ada. Komedi saat Yoon Hong Dae melatih tim sepak bola tunawisma, ada aja kejadian lucu yang ditampilkan. Harunya ada karakter-karakter pendukung yang memiliki cerita diri yang kompleks dan beberapa masalah serius. Ada lagi juga moment saat Yoon Hong Dae dan Lee So Min yang membuat penonton terkadang tertawa dan terbawa perasaan. Akting mereka bagus, kuat berdiri sendiri. 

Tim sepak bola tunawisma korea selatan ini terdiri dari orang-orang yang tidak biasa. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda dan cerita masing-masing. Tentu saja hal tersebut membuat tim menjadi menarik dan beragam. Ada Jeon Hyo Bong (Ko Chang Seok) merupakan seorang bapak yang bercerai, beliau memilki satu orang anak yang akan meninggalkannya bersama keluarga barunya. Ada Jeon Moon Soo (Yang Hyun Min) adalah seorang preman yang baru saja keluar dari penjara, dia mencoba memulai hidup baru dan mencari pekerjaan. Ada Kim In Sun (Lee Hyun Woo), masih muda dan kehilangan satu-satunya teman perempuannya. Dia mencoba mengatasi kesedihannya setiap hari dan mencoba mencari tujuan hidup barunya. Ada Kim Hwan Dong (Kim Jong Soo) yang bangkrut dari bisnisnya dan ditinggal oleh anak juga istrinya. Ada Son Beom Soo (Seungkil Jung) menjadi tunawisma yang direndahkan kemudian bertemu Jin Ju (Lee Ji Hyun) seorang tunagrahita yang membersihkan lukanya. Dan ada Hong Wanpyo yang menjadi gay, saat orang tuanya tahu, dia diusir dari rumahnya lalu menjadi tunawisma. 

Berbagai macam latar dan cerita masing-masing karakter menghidupkan film ini. Tertawa dan terharu jadi satu. Suara dari Lee So Min (Sutradara yang mulai bangkit lagi lewat dokumenter tim sepak bola tunawisma ini) enak banget. Hehehe suaranya IU gitu lo~ Selain itu film ini juga bisa memberikan semangat bagi para penonton walaupun bukan orang korea yang melihat tim sepak bola mereka bertanding. Ada hasrat untuk menjadi lebih bersemangat. Oiya, ada Kang Ha Neul juga lo diawal film sebagai salah satu pemain sepak bolanya. Ganteng maksimal! Park Seo Jun juga ganteng abis, apalagi pas lari mengejar bola saat tanding sepak bola. Hehehhe. 

Adegan yang berkesan buat saya saat tim tunawisma dari korea ini bertanding melawan Jerman dan muncul sountrack lagunya. Seperti menyatu banget adegan dan soundtrack lagunya, membuat film menjadi hidup. Hehehe. Lainnya saat Jeon Hyo Bong yang berpelukan saat mau ditinggal anaknya pergi bersama keluarga barunya, juga saat Kim Hwan Dong meminta izin untuk mengendong cucunya. Terharu parah. 🥹



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Menyapih Anak dengan Kasih Sayang.

Gambar
Alhamdulillah, akhirnya anak saya sudah lulus sapih. Butuh waktu 14 hari untuk anak saya bisa lulus menyapih secara keseluruhan. Di usia anak saya 2 tahun 9 hari. Alhamdulillah, saya benar-benar lega dan terharu. Anak saya ini saya sapih usia 2 tahun karena agar dia makannya banyak karena seiring berjalannya waktu banyak aktifitas yang dia lakukan, jadi butuh asupan lebih. Alasan kedua, ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan nutrisi anak, butuh lain yaitu dari makanan yang dimakan anak tadi. Alasan ketiga supaya anak lebih mandiri dan berkembang pertumbuhannya.  .                   Sumber: google.com Kalau orang tua kita zaman dulu pasti menyapih dengan memberi getah kamboja (iya ini saya waktu kecil), dikasi plester dan mamanya pura-pura nangis kesakitan, dikasi tinta merah dan lain-lain. Saya tidak mau meniru metode menyapih versi dulu. Saya ingin menyapih anak saya dengan kasih sayang ( weaning with love).  Maksudny...
Baca selengkapnya

Review Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023).

Gambar
Wah haiiiii, akhirnya review film lagi niiih. Kali ini film karya sutradara Yandy Laurens yang berjudul Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023), sebelumnya saya pernah lihat juga film karya beliau yang berjudul Keluarga Cemara. Sejauh ini sih filmnya bagus-bagus ya, termasuk yang ini Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Saya menonton film ini karena banyak ulasan bagus, jadinya penasaraan deh. Oke, saya mau mengulas juga ya. Terus baca gaissss~ .                     Sumber: google.com Jatuh Cinta Seperti di Film-Film ini film warna hitam putih. Unik banget kan? Tapi ada beberapa sih yang berwarna cuma beberapa, tapi walaupun warna hitam putih, ceritanya penuh warna dan makna. Ceritanya di film ini tuh ada seorang janda yang baru saja ditinggal meninggal suaminya, Hana yang pindah Jakarta dari Jogja. Lalu ketemu teman SMA nya namanya Bagus. Bagus ini seorang penulis film. Bagus akhirnya menulis film yang dirasa personal yait...
Baca selengkapnya

Review Wisata : Rawa Pening Ambarawa.

Gambar
(12 Mei 2024) Loha! Kali ini mau bercerita mengenai pengalaman ke tempat wisata di Ambarawa yaitu Rawa Pening. Jalan menuju wisata Rawa Pening termasuk mudah ya. Jalannya juga enak dan mudah diakses. Nah, saya mau mengulas sedikit ya di Rawa Pening ini.  Saya, suami dan anak berangkat ke Rawa Pening sekitar pukul 10.00 WIB. Sampai sana sekitar pukul 11.00 WIB. Waktu itu jalanan tidak macet ya, padat tapi tidak macet. Wenak lah. Bayarnya per orang Rp. 4000. Untuk anak kecil free ya. Jadi, kemarin bayar Rp. 8000 dan parkir mobil sebesar Rp. 15.000. Sejumlah Rp. 23.000. Lumayan murah kan?  Tempatnya sejuk, banyak pepohonan, ada restonya, tapi kemarin saya tidak mampir di restonya itu. Cuma jalan-jalan saja. Ada perahunya juga, perahu harganya Rp. 150.000 maksimal 8 oramg penumpang. Ada delmannya juga, rutenya dari gerbang masuk sampai balik lagi ke rawa pening harganya Rp. 30.000. Ada juga mainan ...
Baca selengkapnya