Review Film: When Marnie Was There (2014).

Saya menyukai film animasi karya sutradara Hiromasa Yonebayashi dari Studio Ghibli ini judulnya When Marnie Was There (Omoide no Marnie) yang rilis tahun 2014 ini. Walaupun animasi tapi sangat menyentuh sampai hati terasa nyes. Hehehe. Walaupun animasi tapi sangat kompleks sekali. Seperti apa sih filmnya? Mari kita bahas~

.                       Sumber: google.com

Film ini bercerita tentang Anna, anak yatim piatu yang diangkat anak oleh Yoriko dan suaminya. Suatu ketika Anna tahu bahwa Yoriko ini mendapatkan bantuan biaya dari pemerintah untuk Anna. Kemudian Anna merasa seperti tidak diinginkn dan tidak dicintai yang menjurus seperti beban keluarganya itu. Anna membenci dirinya sendiri yang kemudian menurutku dia mengalami depresi karena hal tadi. Anna juga memiliki asma yang kadang sering kambuh karena stres. Karena asmanya kambuh, dokter dan Yoriko menyuruh Anna untuk berkunjung ke Bibi Nobuko dan Paman Kiyomasa karena udara di rumahnya bagus untuk kesehatannya. Sesampainya disana, membawa Anna ke dalam imajinasinya tentang rumah dekat rawa. Kemudian dia menemukan seorang teman bernama Marnie di rumah itu. Teman yang dekat karena saling tukar rahasia. Menurutku Marnie ini hantu sih, lihat sampai selesai kalau ingin tahu detailnya. Marnie adalah anak yang kesepian sering ditinggal di rumah oleh kedua orang tuanya bersama penjaga rumah. Marnie diperlakukan kasar oleh para penjaga rumah. Sampai kemudian Marnie berteman dekat dengan Kazuhiko dan menikah. Pertemuan Marnie dan Anna waktu kecil ini bukan kebetulan, ternyata Marnie adalah nenek yang mengurus Anna waktu kecil. Bisa dibuktikan dari foto rumah rawa yang menjadi favorit neneknya yang diberikan ke Anna waktu kecil. Pertemuan Marnie dan Anna itulah yang mengubah Anna menjadi anak yang periang lagi. 

Memori masa kecil memanglah memori yang terkadang susah dilupakan dan membekas di pikiran juga hati kita. Seperti Marnie waktu kecil yang kesepian, diatur-atur, kurang kasih sayang orang tua, rasa takut akan sesuatu hal. Semua membekas. Hal itu membuat Anna ingin menyelamatkan Marnie. Anna menurutku sosok yang pemberani, pemikir, introvert dan jago menggambar. Saat Anna dan Marnie saling tukar rahasia dan jujur tentang keadaan diri itu yang membuatku berpikir itulah fubgsinya teman. Tidak lain tidak bukan, plot twistnya Marnie ini neneknya Anna. Benar-benar cinta seorang nenek dan cucu yang tulus. Terlepas dari itu semua, cinta atau kasih sayang seorang anak (remaja) memanglah masih murni. Digambarkan sangat jelas di film When Marnie Was There ini. 

Pesan yang disampaikan dalam film ini untukku adalah agar berdamai dengan ingatan masa lalu atau waktu kecil dan juga saya akan selalu membersamai anak saya yang pertama ini agar dia tumbuh penuh kasing sayang juga membiarkan dia tumbuh secara alami sedangkan peran saya dan suami sebagai orang tua adalah memfasilitasinya. Dan tidak lupa kasih sayang yang selalu saya ungkapkan untuk anak saya agar dia tumbuh penuh cinta. Oke, segini dulu review saya. Semoga saya bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak saya walaupun mungkin tidak sempurna. ❤️

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Menyapih Anak dengan Kasih Sayang.

Review Film: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023).

Review Wisata : Rawa Pening Ambarawa.